Posted by : Annisa Nur PS Minggu, 07 Mei 2017

Sepeninggal Musa As, risalah kenabian tidaklah terhenti atau putus. Estafet tersebut berlanjut dengan diutusnya para nabi setelahnya. Ada sepenggal cerita sebagai pembuka atas kelalaian berjihad di Jalan Allah, sehingga Dia membuat mereka terkatung-katung tak tentu arah. Hal inilah yang mungkin yang menjadi alasan dari beberapa tokoh Bani Israil memacu diri menghadap Sang Nabi Penerus dan mendiskusikan mimpi tanah suci, serta perjuangan menuju ke sana

Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?” Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling. Kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zhalim.(QS. al-Baqarah [2]: 246)

Terlihat jelas bahwa terdapat sifat manusia yang bermuka dua. Kepribadian ganda yang menyelinap pada diri mereka. Walaupun sudah ada beberapa yang tersadar, namun keadaan tidak bisa dikatakan normal. Masih hanyut pada ketidaknyamanan

Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.(QS. al-Baqarah [2]: 247)

Pada ayat diatas Allah memberikan penerangan bahwa akan ada pemimpin bagi Bani Israil. Ia tak disangka-sangka dapat terpilih menjadi seorang raja. Tentu nantinya akan muncul resistensi yang kuat. Pertolongan Allah yang diberikan sangat meyakinkan dan memiliki alur yang menegangkan. 
 
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya Tabut kepadamu. Di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun. Tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.(QS. al-Baqarah [2]: 248)
Ayat diatas menjelaskan tentang kepribadian Thalut dengan kompetensi diri yang baik. Ia diharapkan dapat mengembalikan Tabut yang hilang. Tabut itu seperti apa? Ibnu Katsir pernah menjelaskan bentuk dari Tabut adalah kotak empat persegi panjang yang secara fisik juga merupakan peninggalan Musa dan Harun. Ada pula yang menyebutkan bahwa didalam Tabut terdapat ketenangan dari Tuhan, seakan-akan berisi kekuatan untuk Bani Israil.

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata, “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata, “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah [2]: 249)

Thalut menyampaikan ujian atau seleksi pertama dengan onjek sungai. Thalut mengatakan, “Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali mengambil seciduk tangan, maka dia adalah pengikutku.” Alhasil, mereka yang lolos ujian ini sangat sedikit. Mereka (yang minoritas) berkeyakinan bahwa usaha adalah kunci dari segalanya. Berusaha dengan sekuat tenaga, tidak mengharapkan keduniaan dengan menjemput kemenangan yang dijanjikan oleh Allah.
Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, mereka pun (Thalut dan tentaranya) berdoa, “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. al-Baqarah [2]: 250)
Doa tersebut muncul. Jalut dengan kuantitas tentara yang lebih dari Thalut, diperkirakan dapat mengalahkan Thalut. Pasukan Bani Israil yang dibawa Thalut memohon kesabaran dan kekuatan atas orang-orang kafir.
Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.(QS. al-Baqarah [2]: 251)
Tak disangka Daud Muda mencul ditengah pasukan Bani Israil dengan alat perang yang paling kecil, bahkan benda itu bukan termasuk alat perang. Jalut mati dengan cara yang hina hanya dengan sebuah batu kecil yang dilempatkan Daud.

Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.(QS. al-Baqarah [2]: 252)
Kisah nyata yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai tanda kerasulan dan membuktikan kekuasaan Allah. Kita wajib mempercayai kisah tersebut sebagai spirit yang nantinya dapat menjemput kemenangan. Kemenangan itu dekat, di depan mata. Kalau kata di film 5 cm, "Letakkan mimpimu 5 centimeter di depan keningmu". Gimana cara mencapainya? Raihlah dengan ikhtiar dan taat.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -