Posted by : Annisa Nur PS Kamis, 15 September 2016



Dusun Ngelo, 10-12 September 2016

Andalusia adalah akronim dari Antusias Dalam Alunan Semarak Idul Adha. Kegiatan ini diadakan setiap tahunnya oleh JMF (Jamaah Muslim Fisipol) UGM. Pada tahun 1437 H ini, kegiatan Andalusia diadakan di Dusun Ngelo, Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Kegiatan tersebut berjalan selama tiga hari, mulai tanggal 10 sampai 12 September 2016. Kurang lebih 50 orang berangkat dari kampus Fisipol, yang terbagi menjadi 3 kloter. Kloter pertama berangkat pada pukul 13.00 WIB, kloter kedua berangkat pada pukul 16.30 WIB, dan kloter ketiga berangkat di hari Ahad pagi
Ramdayanu Muzakki adalah ketua pelaksana Andalusia tahun ini. Dia saat ini menimba ilmu di Departemen Komunikasi FISIPOL UGM. Persiapan yang dilakukan kurang lebih selama satu bulan untuk membentuk kepanitian dan konsep acara. Salah satu tujuan diadakannya Idul Adha di dusun tersebut adalah agar hari raya Islam ini masih bisa dirasakan oleh muslim dusun Ngelo. Berharap masyarakat dapat memberikan feed back yang baik. Menerima kedatangan para mahasiswa dengan hati yang lapang dan terus merekatkan persaudaraan hingga akhir waktu.
Ramdayanu Muzakki
Setibanya di dusun tersebut, ada banyak kesempatan untuk bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan. Suasana yang asri membuat pikiran menjadi tenang. Kedamaian masyarakat yang dibalut senyuman. Adik-adik yang banyak keinginannya. Hingga semuanya melupakan gadget yang selalu menjadi teman dalam berkegiatan. Bisa dihitung jari ketika membuka smartphone. Benar-benar fokus akan kewajiban dan tugasnya.

H-2 Idul Adha (hari Sabtu) terlihat keceriaan antara mahasiswa Fisipol dengan warga Dusun Ngelo. Sebagaimana mestinya, setelah menaruh barang-barang di rumah joglo, mereka berkunjung ke rumah pak dusun untuk melakukan “kulanuwun” atau bahasa mudahnya untuk meminta ijin berkegiatan di kampung tersebut. Setelah itu, jalan-jalan sebentar untuk menghirup udara siang hari di daerah perbukitan. Berjalan menuju lapangan voli yang menggoda tangan untuk bermain.

Persiapan untuk mengadakan acara di hari berikutnya langsung dimulai. Acara yang mengecek kembali rundown dan juknis yang telah disusun. PDD memastikan baterai kamera terisi penuh. Perlengkapan harus dilengakapi demi kelancaran dalam jalannya acara. PHQ yang menunggu kepastian akan datangnya hewan qurban. Konsumsi harus menjamin gizi panitia untuk tetap fit di medan ini. Semua berusaha untuk memberikan yang terbaik. Berbagi dengan sekitar dan senyum tulus yang terlukis di bibir.

Malam hari yang indah, mendukung untuk berpikir positif akan keberhasilan acara di esok hari. Pembekalan untuk memberikan arah, jobdesk, dan ketepatan waktu pada acara tersebut. Petunjuk teknis (juknis) yang telah disusun diharap dapat membantu dalam berkegiatan dari pukul 03.30 sampai 23.00 WIB. Pembagian kerja yang terarah menunjukkan bahwa mereka telah siap untuk mencurahkan segala hati, pikiran, dan tenaganya.

Istirahat untuk mempersiapkan esok yang cerah. Kaum hawa yang beristirahat di rumah jogjo yang luas, tempat ini juga menjadi basecamp panitia menyimpan barang-barang. Sedangkan untuk kaum Adam , mereka lebih fleksibel. Bisa tidur di rumah Pak Taryono atau di masjid, karena jumlah yang begitu banyak dan tidak ada tempat untuk merebahkan badan hanya dalam waktu kurang dari 4 jam.

H-1 Idul Adha menjadi hari dimana tak ada seorang pun yang menjadi pengangguran. Tercermin wajah lelah, namun insya Allah Lillah. Diawali dengan sahur bersama untuk berpuasa hari Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Awal hari yang menenteramkan jiwa, masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan saudara-saudara yang tercinta. Bersyukur telah diberikan kesempatan kembali untuk melakukan sholat tahajjud, tilawah, dan sholat shubuh berjamaah. Rasa kantuk tiba-tiba hilang ketika kaum Hawa beranjak untuk menyiram air di sekujur tubuh mereka. Mandi pagi yang dingin, mendorong mata untuk terbuka lebar.

Agenda terdekat adalah penyuluhan pertanian untuk warga Dusun Ngelo yang dibawakan oleh Mas Tris. Penyuluhan ini dilaksanakan di Balai Desa. Tak hanya materi yang didapat, namun ada praktek lapangan untuk pembuktian. Antusiasme masyarakat membuat panitia menjadi lega dan tercoret simpul bibir yang bahagia. Di tempat lain, ada anak-anak usia SD yang diajak untuk bermain. Mereka bermain di lapangan voli dan beralih ke halaman depan rumah joglo. Senang rasanya, ketika dapat berbagi kebahagiaan dengan penerus bangsa seperti mereka. Tak ada kata “tidak” untuk mencoba, walau pun awal berkenalan ada rasa malu yang diberikan. Namun, sudah tertutupi denga baik dengan bungkusan rapih.


Penyulusan di Balai bersama Mas Tris

Praktik ke lapangan dengan peserta penyuluhan (warga Dusun Ngelo)
bermain bersama adek-adek TK-SD

Penyuluhan selesai di siang hari. Waktunya menyiapkan tenaga dan menyimpannya untuk proses penyembelihan hingga memasak besok. Terlihat lesu disebabkan ingin memenuhi sunnah puasa, yakni tidur di siang hari. Tak lama, lautan manusia telah terdampar di ruang tengah rumah Joglo tersebut. Wajah-wajah penghuni surga terlihat jika ikhlas terus mengiringi.

Waktu berjalan dengan cepatnya. Tak sadar, senja sudah menampakkan diri. Suasana kampung penuh tawa menjadi dorongan untuk giat melaksanakan agenda selanjutnya. Ada panggung desa yang diadakan di ruang tengah rumah joglo. Acara ini sudah menjadi agenda tahunan dengan menampilkan seni karya penduduk Dusun Ngelo beserta penampilan dari JMF Voice.

Hari H Idul Adha tiba di hari Senin. Di hari ini menjadi awal untuk berkegiatan di hari-hari berikutnya. Semangat di awal akan berdampak untuk seterusnya, percayalah!
Pagi dengan kicau burung mewakili hati insan-insan yang merindukan kampung halamannya. Sholat Ied terasa tenang akan hadirnya hembusan angin yang lembut. Dilanjutkan dengan menyantap makanan sederhana untuk memberikan kekuatan dalam menyembelih hewan qurban. Ketika kekuatan itu terkumpul, pekerjaan apapun terasa mudah dan hasilnya memuaskan.

Terdapat 14 kambing yang harus disembelih dan dibagikan kepada yang berhak. Sejumlah 8 kambing yang dibawa oleh JMF (dari berbagai shohibul qurban) dan sisanya berasal dari warga dusun Petir. Warga sangat antusias dalam membantu jalannya penyembelihan qurban. Keakraban yang muncul diantara mereka tercermin dengan adanya gotong royong. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terjun di lapangan sesuai dengan pembagian kerjanya. Rasa bahagia yang terlukis di wajah, membuat mereka tak lagi mengenal rasa lelah. Hingga tak sadar bahwa kambing yang disembelih, telah menjadi daging-daging yang siap dihidangkan.

Semangat berkorban untuk hewan qurban
Pukul 13.30 WIB, kegiatan penyembelihan hewan qurban usai, dan bersiap untuk kembali ke kampus tercinta. Ada satu kambing yang belum disembelih, dikarenakan ada kendala dalam proses pengiriman. Namun, telah ada solusi untuk satu ekor tersebut. Bagaimana pun, amanah tetap harus dijalankan, apapun jalan yang ditempui. Lalu, pulang ke rumah dengan rasa lega, tak ada beban yang masih mengganjal.

“Saat ini, kami menunggu Andalusia #9 yang lebih kece lagi dengan tingkat partisipasi yang lebih tinggi.” ucap salah satu mahasiswi Fisipol.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -