Posted by : Annisa Nur PS Selasa, 12 Januari 2016

Jogjakarta, 01 Januari 2015

Kata orang, tahun baru menjadi hari baru yang indah untuk memulai aktivitas. Banyak harapan yang terlukis di dinding maupun langit-langit tempat pribadinya. Tak jarang, ada yang  menulisnya dalam buku harian. Ucapan selamat banyak diberikan pada sosok yang dianggap selalu ada di dekatnya. Hingga setangkai bunga diberikan pada seseorang itu.

Tiga bulan yang lalu, aku mengenal seseorang yang baik budinya. Ia menerima teman sebagaimana diriku berada. Memulai pertemuan di sebuah rumah makan. Berbincang hal yang kita tak saling mengetahui. Mengabaikan sekeliling hingga adzan maghrib pun tiba. Ku persilakan dia menunaikan kewajibannya terlebih dahulu. Istirahat sebentar percakapan hangat ini.

Selepas ia sholat, kita tak langsung bicara. Ia bermain dengan ponsel terbarunya. Mungkin ia sedang ada urusan dengan teman di dunia mayanya. Lima belas menit berlalu, aku menunggu nya memulai percakapan. Tak ada yang memulai, akhirnya tersenyum menjadi jalan pintas.

Semenjak itu, aku tersenyum ketika berjumpa dengan sosok itu. Tak ada bahan untuk dibicarakan. Muncullah gejolak dalam hati, tak tahu ini hal terlarang atau bukan. Tanpa pikir panjang, aku tersadar, tak baik menyimpan hal ini terlalu lama. Ku memutuskan untuk menumpahkannya dalam satu kata ‘HILANG’.


Berharap tak akan singgah lagi. Kapan pun, dimana pun, hingga waktu menunjukkan kepastiannya. Jiwa pun merestui keberadaan kita. Melekat dan tak pernah berjalan sendirian. Bersujud dan meminta pertolongan agar sejuk hati ini.

{ 1 komentar... read them below or add one }

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -