Posted by : Annisa Nur PS Selasa, 02 Juni 2015

Suka cita melanda di hati kami, sebagai seorang siswa/i yang akan menempuh hidup baru.
Duka mendalam karena harus berpisah dengan teman seperjuangan. Menjelajah ke penjuru dunia. Yang nantinya akan bertemu di surga-Nya. Insya Allah.

Anggap saja, sudah H+3 acara perpisahan itu. Dan H-6 menjelang pertempuran hebat. Masih banyak keadaan teman-teman yang memprihatinkan. Terbawa arus ke-baper-an. Semua momen, semua benda, dan semua aktivitas di rumah terbawa suasana. Teringat tawa canda riang bersama malaikat kecil lain yang dikirim Dia untuk mengisi hidupnya. Ada kalanya yang beruntung bisa mendapatkan bidadari nan mulia. Ah, itu sungguh hebat. Jangan sampai di sia-sia kan.

Banyak media sosial yang ku unduh. Semua timeline di setiap sosmed berisi tentang kisah indah masa remaja di MAN yang belum tentu semua orang akan merasakan hal ini. Kata-kata mutiara tertulis di berbagai status teman-teman. Doa, harapan, dan kesuksesan yang ditunggu, menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Jarang sekali bukan, hidup penuh aturan. Aturan yang sangat mengekang. Dari situ, kita bisa belajar. Mengerti aqidah-akhlaq-ibadah dari dasarnya, agar tidak mudah belok saat melakukan.

Maka dari itu, tak mudah melewatinya dengan tangan hampa dan pikiran kosong. Semua ada, karena kebersamaan yang terikat kuat. Berproses dari kesalahan-kesalahan yang terjadi. Hingga akhirnya, kita bisa berpikir lebih dewasa lagi dalam memecahkan banyak masalah. Tetap bertanggung jawab dengan tugas kita sebagai pelajar. Sehingga, tidak mengecewakan orang-orang yang telah berjuang mendidik dan mendoakan untuk kebaikan kita.

Puncak dari semua ini adalah Sabtu, 30 Mei 2015. Oh, itu tanggal yang indah. Seindah kenangan kita dahulu. Simpan baik-baik dalam wadah keimanan ya. Ada banyak air mata yang keluar dari sumbernya. Berapakah debit jika ditampung? Luluh juga sebagai perempuan, aku menyaksikan mereka yang sangat hanyut dalam pelukan. Aku mengerti, pasti itu sangat hangat.
"Maaf, Makasih, Sukses." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Selepasnya, aku mendoakan kalian dalam hati. Agar kalian tak tahu, apa yang sedang ku pikirkan saat itu. Bisa jadi aku masih menyimpan dendam? Hah! Itu sangat memungkinkan! Tapi mustahil bagiku untuk terus menyimpan dalam hati. Aku telah menghapusnya jauh-jauh hari.

Semoga ini bukan perpisahan yang sesungguhnya. Aku masih yakin, ada pertemuan diantara kita. Ditunggu kabar di 2030! Kalau bisa secepatnya!

Salam Sukses!


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -