Posted by : Annisa Nur PS Minggu, 08 Februari 2015

Langkah demi langkah ku jalani.
Demi terciptanya kedamaian diantara kita.
Aku tak mengerti apa yang terjadi diantara kita.
Aku merasa bersalah atas semua ini, namun ku tak tahu.
Dimana tempatnya aku bersalah?

Sejenak aku dianggap sebagai boneka.
Tumpah juga air mata ini.
Waktu terbuang dengan sia-sia.
Harus bagaimana lagi?

Kucoba tuk menuliskan kata-kata.
Tak peduli, akankah disambut dengan baik atau tidak.
Tapi, aku yakin.
TIDAK MUNGKIN!
Jika aku membiarkannya, rasa kecewa tetap melekat.
Namun, jika aku menanggapinya, semakin sakit kudapati.

Ku buka lembaran penuh ketenangan.
Siapa tahu menjadi lebih damai hati ini.
Sejenak saja.
Lantas aku memilih untuk berucap pelan.
Itu lebih damai dan membuatku tertidur pulas.
---
Pagi hari yang seharusnya sangat cerah.
Kini berubah sesuai isi hati ini.
Bimbang, antara ingin masuk atau tidak.
Aku tahu, semua masih larus dalam mimpinya.
Yasudahlah.

Dan benar.
Semua tak ada yang hidup.
Tak berani ku memanggil nama mereka.
Biarlah, sesuai dengan kadar kemampuan mereka.
Aku melanjutkan aktivitas sebagaimana mestinya.
---
Ketika ku mengais ilmu-Nya.
Aku tersadar.
Apa ini sebagai penghalang jalanku?

Bertemu dengan orang dewasa adalah hal terindah.
Nasehatnya sangat berguna untuk ku menghadapi hidup ini.
Seperti ini.
Seperti yang sedang terjadi.

Haruskah aku cuek?
Belajar cuek, jika usaha ini telah ku lakukan.
Sedangkan aku tak tahu dimana letak kesalahanku?

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -