- Back to Home »
- cerpen »
- MLP -chapter 6-
Wawawaw!!!!
I'm back with chapter 6.
Moga aja pada suka....
Amieen....
Langsung aja
Hope u like it
@@@@@@@
”
Akhir-akhir ini Kak Nayla sama Kak Gilang akrab, ya! Apalagi Kak Nayla
selalu diantar jemput sama Kak Gilang. Menurutmu, apakah mereka cocok??”
” Cocok banget! Yang satu ganteng, dan yang satu cantik. Tapi, Kak Nayla juga nggak kalah akrab sama Kak Raka”
” Bener juga. Katanya mereka temen dari kecil, ya??”
” Hu umbt... Kira-kira, Kak Nayla pilih siapa yha?? Pangeran Kecil, atau Pangeran Berkuda Putih??”
********
”
Dateng ya ke pesta ulangtahun aku..” Kata Andita sambil membagikan
kertas undangan warna pink ke kami ber-4. Aku memandang undangan yang
telah di ukiri kata-kata yang bernuansa ulangtahun.
” Kamu ulangtahun??” Tanya Mala. Andita mengangguk.
” Dateng, ya...” Pinta Andita lagi.
”
Yah... Kami usahain deh..” Sahutku mewakili ke-3 sahabatku. Andita pun
berlalu setelah tersenyum ke arah kami bertiga. Aku diam menatap
bergantian kearah 3 sahabatku yang tampak sibuk membaca undangan dari
Andita.
” Hum.... Aku denger dari Gita kamu lagi berjuang mencari
Little Prince mu yha???” Tanya Mala sambil meletakkan kartu undangan
dari Andita ke atas meja di depannya. Aku hanya mengangguk kecil. ”
Keliatannya kamu serius banget...” Kata Mala terdengar heran. Aku
mnegernyit.
” Ya... Aku penasaran. Siapa sih sebenarnya Little
Prince ku itu...” Sahutku. Mala menatapku dengan pandangan yang seolah
mengatakan serius-lo. Aku cuman mengangguk kecil.
” Cuma
penasaran??? Aku nggak yakin....” Mala meletakkan kepalanya diatas kedua
tangannya yang terlipat diatas meja, menatapku. ” Kalau cuman rasa
penasaran, sih.... aku yakin kamu nggak akan segigih ini.... Memangnya
kamu nggak ngarepin apa gitu, selain rasa penasaran tentunya.....” Mala
menggembungkan pipinya seusai berbicara. Aku diam. Harapan.... Apa yang
kuharapkan??? Aku hanya ingin bertemu dengannya, mengenal siapa dia,
dan.... Ah! Kenapa harus ada yang lain??? Menurutku, itu cukup.
Aku
menggeleng tanda tak mengerti. Mala mengeluh panjang sebelum
mengembalikan tatapannya ke depan karena bersamaan dengan gelenganku
tadi, bel masuk tanda pelajaran pertama dimulai.
********
Raka
mengawang menatap langit malam yang bertabur bintang. Sungguh ceria
rasanya langit malam itu. Namun tidak dengan hati Raka. Semakin hari
tinggal di rumah ini, rasanya Raka semakin menanggung sebuah beban yang
lebih berat.
’ Andika.....’
^ Flashback ^
”
Kak Andika...” Suaranya terdengar menahan tangis. Raka menoleh dan
mendapati gadis cantik di sampingnya benar-benar menahan tangis. Matanya
berkaca-kaca, namun airmata itu tidak juga luruh.
”
Nabil??? Kenapa Nabil menangis???” Tanya Raka pelan, sangat pelan
mengingat posisi mereka yang sekarang sedang bersembunyi di balik semak
belukar. Gadis itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Nayla, menoleh
menatap Raka.
” Kak Andika bertengkar sama Kak
Aurel lagi. Pasti gara-gara aku...” Sahut Nayla lirih. Airmatanya mulai
berjatuhan satu persatu. Raka menatap Nayla iba, lalu mengembalikan
pandangannya ke seberang belukar, tempat sepasang muda-mudi tengah duduk
di sebuah bangku panjang. Laki-laki itulah Andika. Dan perempuan yang
bersamanya, dialah Aurel. Naurellia Calista Putri.
^ Flashback end ^
Raka segera membuka matanya saat nama itu memenuhi memorinya. Pikirannya melayang ke suatu tempat.
’ Perempuan itu..... Bagaimana kabarnya??’
********
PESTA ULTAH ANDITA
Pesta
ini terlihat sangat meriah. Aku maklum. Andita memang anak orang kaya.
Anak konglomerat. Aku diam mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut
rumah ini. Aneh juga melihat pesta ini hanya diadakan di rumah. Biasanya
anak orang kaya kan mengadakan party di ballroom hotel bintang 5.
Apalagi anak seperti Andita. Apa dia dilarang ortunya???
”
Ngalamun aja!” Seseorang menepuk bahuku. Aku menoleh dan mendapati Raka
disampingku dengan senyum jahilnya. Aku mencibir ke arahnya. ”
Ngalamunin apaan??? Gue ya??” Tanyanya narsis. Segera kupukul bahunya
pelan sementara Ia malah tertawa mendapat pukulan dariku. Dasar orang
aneh!
” Nayla!!!!” Suara ini! Suara Mala. Apa dia bersama dengan
yang lain?? Memang tadi aku berangkat ke pesta ini bersama Raka. Papa
sama Mama ngijinin tapi harus sama Raka. Aku mencari asal suara dan
menemukan Mala melambai ke arahku dengan semangatnya. Disampingnya ada
Intan dengan bukunya dan Gita yang baru kali ini kulihat memakai dress.
Malam ini Gita terlihat sangat cantik. Segera aku berlari mengahmpiri
mereka bertiga.
” Intan! Ini tuh party... Tinggalin dong buku kamu
sebentaarr saja...” Pinta Mala pada Intan. Intan mengangkat kepalanya
lalu tersenyum dan menutup bukunya. Malam ini Intan tak kalah cantiknya
dengan Gita dan Mala.
” Tumben pake dress Git.....” Kataku. Gita menatapku dengan tatapan khasnya, yah... kalian tahu, tatapan mencela.
”
Nggak tau nih. Dipaksa ama No-Nop...” Kata Gita. Airmukanya menunjukkan
kerisihan yang kentara tentang dress dan make-up nya ” Katanya ’cewek
tu harus cantik, apalagi kalo di party. Siapa tau ketemu pacar’ ” Gita
menirukan kalimat Novita denga nada menjek. ” Aneh-aneh banget tau nggak
ttu Kakak. Udah gitu Mama cuman senyam senyum ngeliat aku didandanin
ama Kak Novita lagi....” Gita mengomel panjang lebar. ” Emang kenapa sih
kalo cewek nggak cantik?? Nggak punya pacar?? Emang pacar cuman bisa di
dapetin dengan yang namanya kecantikan? Aku pengen punya pacar yang
menyayangiku apa adanya. Tanpa paksaan dan tanpa embel-embel dunia....”
”
Udahlah Git. Lagian udah terlanjur kamu pakek dress kesini. Mau
apalagi?? Lagian kamu cantik kok pakek dress. Kakakmu ttu makeover hebat
ya??”
” Iyya hebat! Bisa ngebuat Gita nurut di makeover. Padahal kalian tahu kan sudah berapa kali aku maksa Gita datang waktu Pajamas Party di rumahku. Tapi dia nggak mau...”
” Diem ah! Nggak lucu. Aku gini juga terpaksa. Kalo nggak Kak Nopita nggak akan ngijinin aku ke party ini...”
” Namanya Novita Git, pakek ’v’ bukan ’p’....” Protes Mala.
”
Alah! Udah-udah! Kalian ini kenapa jadi berantem nggak jelas gitu
sih???” Leraiku. Mala dan Gita diam walau sesekali masih dapat kulihat
mereka melemparkan tatapan benci antara satu dengan yang lain.
********
Setelah
serangkaian acara, akhirnya tiba juga saatnya menikmati hidangan party
malam ini. Kami berempat, Aku, Gita, Mala, dan tak lupa Intan berdiri di
samping kolam renang. Dapat kurasakan Raka mengamatiku dari jauh. Walau
saat kubalas tatapannya Ia tampak memperhatikan orang lain, namun aku
yakin dia sedang memperhatikanku.
” Drap-drap-drap....” Terdengar
langkah tergesa berjalan ke arahku. Aku menoleh ke asal suara itu dan
segera saja mataku terbelalak lebar.
” Awassss!!!” Perempuan itu
berteriak kencang menyuruhku untuk minggir. Namun seluruh persendian
kakiku rasanya sangat kaku. Aku diam di tempatku berdiri.
’ Awas Bella!!!!!!’ Suara seorang laki-laki memenuhi rongga telingaku. Aku tetap diam.
” KYAAAAAA!!!!”
”
BYUURRR!!!” Terdengar suara lengkingan panjang disusul oleh suara benda
berat masuk ke air. Aku masuk ke air bersama dengan perempuan yang
mendorongku tadi. Gawat! Aku tidak bisa berenang. Dengan panik aku
menggapai-nggapai air, berharap seseorang menolongku. Harapanku terjawab
saat sepasang lengan kokoh memelukku dan membawaku keluar dari air.
Dingin. Sangat dingin. Tiba-tiba semuanya gelap.
********
Raka
membawa Nayla naik ke pinggir kolam renang yang segera disambut oleh
kerumunan orang. Nayla tampak tidak sadarkan diri. Mala menjerit-jerit
histeris. Raka menyerahkan Nayla pada Gita yang langsung menekan-nekan
perut Nayla untuk mengeluarkan air dari mulut Nayla. Perlahan air itu
keluar.
” Uhuk....” Nayla terbatuk pelan. Matanya mulai terbuka.
Gita membantu Nayla duduk sementara Andita berlari pergi. Tak lama gadis
itu kembali dengan sehelai handuk kering. Gita menerima uluran handuk
dari Andita dan segera menyelimuti Nayla dengan handuk itu.
” Kamu
nggak papa Nay??” Tanya Gita cemas. Raka, Mala dan Intan hanya
memperhatikan. Namun Nayla hanya diam. Pandangannya tampak kosong.
Sepertinya gadis itu sedang berada di alam lain.
********
”
Awas Bella!!!!” Laki-laki itu terdorong ke arahnya dan refleks memeluk
tubuh gadis itu. Mereka berdua dengan sukses tercebur ke laut. Seorang
laki-laki lain, berurumur awal 30 tahun an, tampak tersenyum puas diatas
kapal pesiar yang tadinya ditumpangi oleh laki-laki dan perempuan yang
tercebur ke laut tadi.
Sementara di bawah, laki-laki itu tampak
berjuang menyelamatkan perempuan yang dipanggilnya Bella. Jujur, laki
laki itu tak bisa berenang. Namun laki-laki itu pantang menyerah. Di
kerahkannya seluruh kekuatannya untuk menyelamatkan Bella.
’ Harus! Apapun caranya dia harus selamat! Tuhan, kumohon, ambil saja nyawaku asal selamatkan dia, selamatkan Bella, Adikku....’
********
Mata
yang semula tampak kosong itu mulai berkaca-kaca, lalu airmata itu
luruh. Mulutnya perlahan terbuka, menggumamkan sebuah nama yang membuat
tidak sedikit orang mengernyit heran. Namun, diantara semua yang merasa
heran, Raka tercekat, kekhawatiran menyeruak di dalam hatinya.
” Kak Andika..... ”
@@@@@@
Ternyata aku salah perkiraan.
Kataku kan mau nyelipin tentang masalalu Nayla
Eh, ternyata malah bongkar identitas Little Prince yang sebenarnya...
( Huhu... )
Di chapter 7 nanti akan ada alasan mengapa Mama Nayla benci sama Andika.
Padahal kan Andika.....
Tunggu aja yha!!
Popular Post
-
Taman Siswa P erguruanku Hiduplahmu S emerdekanya Taman Siswa J antung H atiku Bersinarlah S emulianya Dari Barat S ampai ke Ti...
-
Entah kenapa nemu tulisan ini di catatan gue pas jaman-jaman MTs. Sumpeh ini galao abis. Entah kapan pula gue nulis beginian. Nggak tau pula...
-
Tirakatan adalah tradisi unik yang khas ditemui di Jawa dan Bali. Tradisi ini tidak ada kaitannya dengan suatu paham religiusitas tertentu ...