Posted by : Annisa Nur PS Rabu, 09 Juli 2014

Wawawaw!!!!
I'm back with chapter 6.
Moga aja pada suka....
Amieen....

Langsung aja
Hope u like it


@@@@@@@

” Akhir-akhir ini Kak Nayla sama Kak Gilang akrab, ya! Apalagi Kak Nayla selalu diantar jemput sama Kak Gilang. Menurutmu, apakah mereka cocok??”
” Cocok banget! Yang satu ganteng, dan yang satu cantik. Tapi, Kak Nayla juga nggak kalah akrab sama Kak Raka”
” Bener juga. Katanya mereka temen dari kecil, ya??”
” Hu umbt... Kira-kira, Kak Nayla pilih siapa yha?? Pangeran Kecil, atau Pangeran Berkuda Putih??”

********

” Dateng ya ke pesta ulangtahun aku..” Kata Andita sambil membagikan kertas undangan warna pink ke kami ber-4. Aku memandang undangan yang telah di ukiri kata-kata yang bernuansa ulangtahun.
” Kamu ulangtahun??” Tanya Mala. Andita mengangguk.
” Dateng, ya...” Pinta Andita lagi.
” Yah... Kami usahain deh..” Sahutku mewakili ke-3 sahabatku. Andita pun berlalu setelah tersenyum ke arah kami bertiga. Aku diam menatap bergantian kearah 3 sahabatku yang tampak sibuk membaca undangan dari Andita.
” Hum.... Aku denger dari Gita kamu lagi berjuang mencari Little Prince mu yha???” Tanya Mala sambil meletakkan kartu undangan dari Andita ke atas meja di depannya. Aku hanya mengangguk kecil. ” Keliatannya kamu serius banget...” Kata Mala terdengar heran. Aku mnegernyit.
” Ya... Aku penasaran. Siapa sih sebenarnya Little Prince ku itu...” Sahutku. Mala menatapku dengan pandangan yang seolah mengatakan serius-lo. Aku cuman mengangguk kecil.
” Cuma penasaran??? Aku nggak yakin....” Mala meletakkan kepalanya diatas kedua tangannya yang terlipat diatas meja, menatapku. ” Kalau cuman rasa penasaran, sih.... aku yakin kamu nggak akan segigih ini.... Memangnya kamu nggak ngarepin apa gitu, selain rasa penasaran tentunya.....” Mala menggembungkan pipinya seusai berbicara. Aku diam. Harapan.... Apa yang kuharapkan??? Aku hanya ingin bertemu dengannya, mengenal siapa dia, dan.... Ah! Kenapa harus ada yang lain??? Menurutku, itu cukup.
Aku menggeleng tanda tak mengerti. Mala mengeluh panjang sebelum mengembalikan tatapannya ke depan karena bersamaan dengan gelenganku tadi, bel masuk tanda pelajaran pertama dimulai.

********

Raka mengawang menatap langit malam yang bertabur bintang. Sungguh ceria rasanya langit malam itu. Namun tidak dengan hati Raka. Semakin hari tinggal di rumah ini, rasanya Raka semakin menanggung sebuah beban yang lebih berat.
Andika.....


^ Flashback ^

” Kak Andika...” Suaranya terdengar menahan tangis. Raka menoleh dan mendapati gadis cantik di sampingnya benar-benar menahan tangis. Matanya berkaca-kaca, namun airmata itu tidak juga luruh.
” Nabil??? Kenapa Nabil menangis???” Tanya Raka pelan, sangat pelan mengingat posisi mereka yang sekarang sedang bersembunyi di balik semak belukar. Gadis itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Nayla, menoleh menatap Raka.
” Kak Andika bertengkar sama Kak Aurel lagi. Pasti gara-gara aku...” Sahut Nayla lirih. Airmatanya mulai berjatuhan satu persatu. Raka menatap Nayla iba, lalu mengembalikan pandangannya ke seberang belukar, tempat sepasang muda-mudi tengah duduk di sebuah bangku panjang. Laki-laki itulah Andika. Dan perempuan yang bersamanya, dialah Aurel. Naurellia Calista Putri.

^ Flashback end ^


Raka segera membuka matanya saat nama itu memenuhi memorinya. Pikirannya melayang ke suatu tempat.
Perempuan itu..... Bagaimana kabarnya??

********

PESTA ULTAH ANDITA
Pesta ini terlihat sangat meriah. Aku maklum. Andita memang anak orang kaya. Anak konglomerat. Aku diam mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut rumah ini. Aneh juga melihat pesta ini hanya diadakan di rumah. Biasanya anak orang kaya kan mengadakan party di ballroom hotel bintang 5. Apalagi anak seperti Andita. Apa dia dilarang ortunya???
” Ngalamun aja!” Seseorang menepuk bahuku. Aku menoleh dan mendapati Raka disampingku dengan senyum jahilnya. Aku mencibir ke arahnya. ” Ngalamunin apaan??? Gue ya??” Tanyanya narsis. Segera kupukul bahunya pelan sementara Ia malah tertawa mendapat pukulan dariku. Dasar orang aneh!
” Nayla!!!!” Suara ini! Suara Mala. Apa dia bersama dengan yang lain?? Memang tadi aku berangkat ke pesta ini bersama Raka. Papa sama Mama ngijinin tapi harus sama Raka. Aku mencari asal suara dan menemukan Mala melambai ke arahku dengan semangatnya. Disampingnya ada Intan dengan bukunya dan Gita yang baru kali ini kulihat memakai dress. Malam ini Gita terlihat sangat cantik. Segera aku berlari mengahmpiri mereka bertiga.
” Intan! Ini tuh party... Tinggalin dong buku kamu sebentaarr saja...” Pinta Mala pada Intan. Intan mengangkat kepalanya lalu tersenyum dan menutup bukunya. Malam ini Intan tak kalah cantiknya dengan Gita dan Mala.
” Tumben pake dress Git.....” Kataku. Gita menatapku dengan tatapan khasnya, yah... kalian tahu, tatapan mencela.
” Nggak tau nih. Dipaksa ama No-Nop...” Kata Gita. Airmukanya menunjukkan kerisihan yang kentara tentang dress dan make-up nya ” Katanya ’cewek tu harus cantik, apalagi kalo di party. Siapa tau ketemu pacar’ ” Gita menirukan kalimat Novita denga nada menjek. ” Aneh-aneh banget tau nggak ttu Kakak. Udah gitu Mama cuman senyam senyum ngeliat aku didandanin ama Kak Novita lagi....” Gita mengomel panjang lebar. ” Emang kenapa sih kalo cewek nggak cantik?? Nggak punya pacar?? Emang pacar cuman bisa di dapetin dengan yang namanya kecantikan? Aku pengen punya pacar yang menyayangiku apa adanya. Tanpa paksaan dan tanpa embel-embel dunia....”
” Udahlah Git. Lagian udah terlanjur kamu pakek dress kesini. Mau apalagi?? Lagian kamu cantik kok pakek dress. Kakakmu ttu makeover hebat ya??”
” Iyya hebat! Bisa ngebuat Gita nurut di makeover. Padahal kalian tahu kan sudah berapa kali aku maksa Gita datang waktu Pajamas Party di rumahku. Tapi dia nggak mau...”
” Diem ah! Nggak lucu. Aku gini juga terpaksa. Kalo nggak Kak Nopita nggak akan ngijinin aku ke party ini...”
” Namanya Novita Git, pakek ’v’ bukan ’p’....” Protes Mala.
” Alah! Udah-udah! Kalian ini kenapa jadi berantem nggak jelas gitu sih???” Leraiku. Mala dan Gita diam walau sesekali masih dapat kulihat mereka melemparkan tatapan benci antara satu dengan yang lain.

********

Setelah serangkaian acara, akhirnya tiba juga saatnya menikmati hidangan party malam ini. Kami berempat, Aku, Gita, Mala, dan tak lupa Intan berdiri di samping kolam renang. Dapat kurasakan Raka mengamatiku dari jauh. Walau saat kubalas tatapannya Ia tampak memperhatikan orang lain, namun aku yakin dia sedang memperhatikanku.
” Drap-drap-drap....” Terdengar langkah tergesa berjalan ke arahku. Aku menoleh ke asal suara itu dan segera saja mataku terbelalak lebar.
” Awassss!!!” Perempuan itu berteriak kencang menyuruhku untuk minggir. Namun seluruh persendian kakiku rasanya sangat kaku. Aku diam di tempatku berdiri.
Awas Bella!!!!!!’ Suara seorang laki-laki memenuhi rongga telingaku. Aku tetap diam.
” KYAAAAAA!!!!”
” BYUURRR!!!” Terdengar suara lengkingan panjang disusul oleh suara benda berat masuk ke air. Aku masuk ke air bersama dengan perempuan yang mendorongku tadi. Gawat! Aku tidak bisa berenang. Dengan panik aku menggapai-nggapai air, berharap seseorang menolongku. Harapanku terjawab saat sepasang lengan kokoh memelukku dan membawaku keluar dari air.
Dingin. Sangat dingin. Tiba-tiba semuanya gelap.

********

Raka membawa Nayla naik ke pinggir kolam renang yang segera disambut oleh kerumunan orang. Nayla tampak tidak sadarkan diri. Mala menjerit-jerit histeris. Raka menyerahkan Nayla pada Gita yang langsung menekan-nekan perut Nayla untuk mengeluarkan air dari mulut Nayla. Perlahan air itu keluar.
” Uhuk....” Nayla terbatuk pelan. Matanya mulai terbuka. Gita membantu Nayla duduk sementara Andita berlari pergi. Tak lama gadis itu kembali dengan sehelai handuk kering. Gita menerima uluran handuk dari Andita dan segera menyelimuti Nayla dengan handuk itu.
” Kamu nggak papa Nay??” Tanya Gita cemas. Raka, Mala dan Intan hanya memperhatikan. Namun Nayla hanya diam. Pandangannya tampak kosong. Sepertinya gadis itu sedang berada di alam lain.

********

” Awas Bella!!!!” Laki-laki itu terdorong ke arahnya dan refleks memeluk tubuh gadis itu. Mereka berdua dengan sukses tercebur ke laut. Seorang laki-laki lain, berurumur awal 30 tahun an, tampak tersenyum puas diatas kapal pesiar yang tadinya ditumpangi oleh laki-laki dan perempuan yang tercebur ke laut tadi.
Sementara di bawah, laki-laki itu tampak berjuang menyelamatkan perempuan yang dipanggilnya Bella. Jujur, laki laki itu tak bisa berenang. Namun laki-laki itu pantang menyerah. Di kerahkannya seluruh kekuatannya untuk menyelamatkan Bella.
Harus! Apapun caranya dia harus selamat! Tuhan, kumohon, ambil saja nyawaku asal selamatkan dia, selamatkan Bella, Adikku....

********

Mata yang semula tampak kosong itu mulai berkaca-kaca, lalu airmata itu luruh. Mulutnya perlahan terbuka, menggumamkan sebuah nama yang membuat tidak sedikit orang mengernyit heran. Namun, diantara semua yang merasa heran, Raka tercekat, kekhawatiran menyeruak di dalam hatinya.
” Kak Andika..... ”

@@@@@@

Ternyata aku salah perkiraan.
Kataku kan mau nyelipin tentang masalalu Nayla
Eh, ternyata malah bongkar identitas Little Prince yang sebenarnya...
( Huhu... )
Di chapter 7 nanti akan ada alasan mengapa Mama Nayla benci sama Andika.
Padahal kan Andika.....
Tunggu aja yha!!

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -