- Back to Home »
- cerpen »
- MLP - chapter 1 -
“ Tenang aja, Bella…Aku akan melindungimu….” Kata laki-laki yang
berdiri membelakangiku. Aku hanya dapat menatap punggungnya. Di sudut
mataku, masih menggantung setitik airmata. Aku menatap punggung di
depanku dengan perasaan campur aduk. Antara bingung, khawatir dan
berharap. Siapa cowok ini??.
Cowok itu menepati kata-katanya. Dia
melindungiku. Melindungiku dari preman-preman itu. Preman yang secara
tak sengaja telah kubuat marah.
” Aku nggak akan pernah biarin
kalian nyentuh Bella. Apa pun alasannya.... Nggak akan pernah. Aku akan
terus melindungi Bella. Meskipun aku harus mati karena itu!!! ” Teriak
cowok itu berapi-api.
” Nayla.... Bangun sayang. Udah jam berapa thu?? Liat jamnya....” Terdengar
sayup sayup suara seorang perempuan yang aku kenal. Tiba-tiba semuanya
menjadi bayangan samar-samar. Makin samar, samar, samar, lalu hilang.
Mataku secara perlahan terbuka.
” Nayla sayang.... Ayo cepat
bangun. Kamu nggak sekolah??” Dan suara itu menjadi semakin jelas. Aku
membuka mataku lebih lebar. Mama tampak berdiri di depanku. Melihatku
bangun, Mama tersenyum.
” Sana cepat mandi. Ini udah jam berapa
coba??” Tanya beliau lembut. Aku melirik jam yang tergantung di atas
meja belajarku. Mataku segera terbelalak lebar. 06.30. Jamnya rusak
kan?!?
” Uwaaaa....Mama kenapa nggak bilang dari tadi?!?” Aku
segera menyibakkan selimutku dan dengan tergesa aku turun dari tempat
tidur. Tak kalah cepat, aku menyambar handuk yang tergantung di
gantungan pakaian yang ada di depan kamar mandi lalu masuk kedalam kamar
mandi.
* * *
” Pak.... Saya mohon....Kali
iniii ajj ,Pak...” Aku , dengan tak kenal kata menyerah, terus memohon
kepada Pak Umang, satpam sekolahku.
” Waduh, nggak bisa neng...
Gimana ya?? Ini udah titah dari Pak Hand,” Kata Pak Umang sambil
menyeret-nyeret nama kepala sekolah ku. Pak Handoko. Kepala sekolah dari
SMA Global Pop. SMA favorit di kota ini. 90% murid nya adalah
orang-orang kaya. Sisanya adalah anak beasiswa.
“ Pak...Kali iniiii ajj Pak. Saya janji deh,,,,” Mohonku lagi sambil masang senyum termanis. Pak Umang bingung.
”
Aduh... Neng ini dari kemaren janji melulu. Janji ini yang terakhir ya ,
Neng?? Soalnya Bapak nggak bisa terus bukain pintu buat neng. Ntar
Bapak bisa kena marah Pak Handoko”
” Iyya Pak... Saya janji..”
Sahutku sambil mengangkat dua jariku, jari telunjuk dan tengah, di depan
muka Pak Umang. Pak Umang segera membukakan pintu gerbang itu. Aku pun
segera menuntun sepedaku masuk dan menempatkannya di parkiran sepeda.
Setelah menaruh sepedaku, aku berlari secepat kilat ke arah kelas XI –
IPA – 1, kelasku. Cari alasan....cari alasan..... NGGAK USAH DEH. Udah
biasa telat, kok.
” Tok-tok-tok....” Aku mengetuk pintu kelas sambil berusaha mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan.
”
Masuk..” Terdengar suara mempersilahkan dari dalam kelas. Aku pun
membuka pintu. Bu Nur, guru agama, tampak berdiri di depan kelas.
” Nabila.... Kenapa kamu telat??” Tanya Bu Nur. Oke. Sekarang aku harus cari alasan. Cari alasan apa jujur ya??.
” Maaf, Bu. Saya bangun kesiangan...” Sahutku yang memilih untuk jujur.
” Baiklah. Silahkan duduk...”
”
Makasih ...” Aku pun segera menuju bangku ku setelah mengucpkan terima
kasih. Aku duduk di ikuti tatapan mencela dari Gita yang duduk di bangku
depanku. Aku hanya tersenyum menanggapi tatapan Gita.
* * *
” Gille lo ye. Ketos kok tiap hari telat...”
”
Biarin...” Aku nggak memerdulikan Gita yang masih betah ngomel. Aku
mengulurkan tanganku, mengambil bakwan yang ada di depanku lalu
memasukkannya ke dalam mulutku. Tentu ajj nggak semuanya sekaligus.
”
Iyya, Nay. Kamu kan KeTos. Sudah sepantasnya kamu menjadi panutan. Kalo
yang jadi panutan ajj kayak gini. Gimana anak buahnya coba??” Kali ini,
Intan, sahabatku yang kutu buku angkat bicara.
” Iyya-Iyya sahabatku yang cantik-cantik... Ini juga yang terakhir kok...” Kataku sambil kembali menggigit bakwanku.
”
Ihh.... Nayla ini... dari kemaren janji-janji mulu...” Ganti Mala yang
mencelaku. Ok. Lengkap sudah. 3 sahabatku semuanya telah mencelaku.
Yah....aku emang salah sich.... Huft...
” Sahabatku yang baek hati.... Beneran deh. Nayla janji...”
”
Nay...” Panggil suara di seberangku. Aku menoleh. Gilang tampak berdiri
di sebelahku. Gilang ini Waketos 1 . Dia anak dari kelas XI – IPS – 1.
Cowok yang paling populer di SMA Global Pop. Aku mengerutkan kening.
” Kenapa, Lang??” Tanyaku. Gilang tersenyum.
”
Di panggil kepsek tuh...” Kata Gilang. Aku kembali mengerutkan kening,
tanda aku sedang berfikir. Di panggil kepsek?? Alah... Mungkin gara-gara
tado pagi. Aku pun hanya mengangguk kepada Gilang, mengelap mulutku
dengan tissue, lalu berdiri.
” Nitip traktir dulu. Ntar aku bayar deh...” Kataku kepada 3 sahabatku.
” Ada urusan apa ama kepsek, Nay??” Tanya Gita. Aku tersenyum.
” Paling kena tegur...” Sahutku dan segera berlalu.
* * *
” Tok-tok-tok ” Aku mengetuk pintu kaca ruang kepsek.
” Masuk..” Sahut suara dari dalam. Aku pun masuk. Pak Handoko mengalihkan pandangan dari map yang sedang ditekuni beliau.
” Oh, kamu Nabila... Duduk...”
”
Makasih, Pak..” Aku pun duduk setelah berterima kasih. Pak Handoko
menghela nafas panjang lalu melipat kedua tangannya di atas meja. Mimik
wajah Pak Handoko berubah serius.
" Bapak khawatir sama kamu.
Bapak dengar tadi pagi kamu terlambat lagi. Kamu ini Ketua OSIS. Kamu
jadi panutan semua murid di SMA ini. Bapak harap, pagi ini menjadi yang
terakhir kamu datang terlambat. Bapak nggak mau mandengar atau malah
melihat secara langsung kamu masuk terlambat lagi. Kamu mengerti,
Nabila??”
” Mengerti, Pak” Sahutku sambil dalam hati berniat untuk berangkat pagi besok. Pak Handoko mengangguk panuh harap.
”
Kamu sebenarnya ketua OSIS yang bisa diandalkan. Namun, mau tidak mau
jika besok kamu masih saja terlambat, kamu harus rela menyerahkan
jabatan kamu ke wakil ketua OSIS 1, Gilang.”
” Saya mengerti, Pak..” Kataku. Pak Handoko kembali mengangguk. Beliau menghela nafas lalu berkata
” Baiklah. Maaf kalau mengganggu istirahat kamu. Terima kasih atas waktunya.”
”
Iya, Pak. Mari Pak..” Aku pun segera keluar dari ruang Kepsek. Aku
berjalan menelusuri koridor kelas XI – IPS – 1. Mimi tadi malam kembali
hadir. Pertanyaan – pertanyaan mulai muncul di benakku. Siapa cowok
itu??. Kenapa dia bilang Bella?? Siapa Bella??
” Brugg...” Karena
terlalu asyik berfikir, tanpa sadar aku menubruk seseorang. Namun,
sepertinya orang itu sengaja berdiri di depanku. Tapi, siapa?? Aku
mendongak dan mendapati Gilang ada di depanku.
” Maaf...” Walaupun
terlambat, aku tetap meminta maaf. Gilang tersenyum. Dan aku yakin
seratus persen. Cewek jomblo yang melihat aku disenyumin ama Gilang
pasti iri. Gilang memang murah senyum. Tapi, sengaja manghadangku dan
tersenyum kepadaku waktu aku minta maaf.... Apa jangan-jangan.... Ihh!!
Ge-eR!
” Pak kepsek bilang apa??” Tanya Gilang setelah kami memutuskan untuk jalan bareng ke kantin.
”
Katanya mau ngasih jabatan ketua OSIS ke kamu...” Aku sengaja berhenti
bicara, menunggu tanggapan dari Gilang. Aku mentapnya. Wajahnya
menampakkan keterkejutan. Namun, sedetik kemudian Ia kembali dapat
menguasai emosinya. Gilang tersenyum, lalu balas menatapku sekilas.
” Emm....” Gilang kembali fokus ke depan. ” Emangnya kenapa??” Tanyanya kemudian.
”
Aku belum selesai ngomong, kok....” Kataku. ” Katanya kalau aku telat
masuk sekolah lagi, mau tidak mau aku harus ngelepasin jabatna ketua
OSIS dan nyerahin jabatan itu ke kamu” Lanjutku.
” Owh.... Kalo gitu besok jangan sampai telat. Gimana kalo di jemput??”
” Di jemput?? Ama siapa?? Emang ada ya yang mau jemput aku??”
„
Ada kok. Buktinya aku mau..” Kata Gilang. Aku terdiam. Pertama sengaja
menghadang, kedua ngasih senyum, dan kali ini nawarin jemputan. Apa aku
tetep nggak boleh GR?? Ah!
” Kok diem?? Gimana?? Mau nggak..”
”
Yah... Ntar malem aku kabarin, deh...” Sahutku akhirnya setelah
berfikir agak lama. Gilang pun tersenyum. Kami melanjutkan perjalanan ke
kantin sambil mengobrol tentang tugas OSIS.
* * *
”
Fuwah....” Aku merebahkan tubuh di atas sofa ruang tamu. Tas hijau
kesayanganku ku lempar sekenanya. Kepalaku tersandar ke belakang dengan
posisi mendongak menatap langit-langit kamar. Keringat becucuran dari
dahiku. Bibi datang dengan segelas air sirup dingin. Aku tanpa basa-basi
mengambil gelas tinggi yang berisi air sirup itu dan segera meminum
isinya sampai tandas.
” Nayla... udah pulang, sayang??” Tanya Mama
yang tiba-tiba ajj udah ada di ruangan ini. Aku menoleh dan menatap
Mama dengan tatapan heran. Tumben Mama jam-jam segini ada di rumah??
Biasanya Mama sama Papa jam segini masih sibuk sama pekerjaannya.
”
Bibi ke dapur dulu. Mau nyiapin makan siang. Mari, Non. Mari, Bu...”
Pamit Bi Sum sambil berlalu. Mama mengambil tempat duduk di sampingku.
”
Tumben udah pulang, Ma??” Tanyaku yang tidak bisa menahan rasa
penasaranku. Mama menatapku lalu tersenyum. Tangan Mama terjulur dan
membelai rambutku dengan lembut.
” Iyya, sayang. Mama ngambil cuti...”
” Kenapa?? Mama sakit??” Tanyaku penik memotong omongan Mama.
”
Jangan dipotong dulu dong, sayang...” Kata Mama sedikit kesal. Aku pun
memilih sikap mendengarkan yang baik. ” Hari ini ada tamu istimewa yang
bakalan dateng. Jadi, Mama mau siap-siap buat nyambut tamu istimewa
itu...”
” Tamu istimewa?? Siapa, Ma?? Rekan bisnis Mama??”
” Bukan, sayang. Nanti kamu yang bukain pintu, ya??”
”
Emang siapa sih, Ma??” Tanyaku yang masih penasaran. Tamu istimewa??
Buat aku?? Siapa?? Tumben Mama nyiapin tamu istimewa buat aku??
”
Nanti juga kamu tau...” Jawab Mama berteka-teki. Aku mengerutkan dahi
heran. Belum sempat aku berfikir lebih jau lagi, bel pintu berbunyi.
Mama melirik arloji yang melingkar dengan manis di pergelangan tangan
beliau. Sedetik kemudian, Mama mengangkat kepalanya lalu tersenyum ke
arahku.
„ Itu dia dateng. Kamu bukain pintunya, gih...” Kata Mama
sambil menuntunku untuk berdiri. Aku hanya menurut dan segera berjalan
menuju pintu utama. Samai di depan intu, di dorong rasa penasaran, aku
segera membuka pintu putih besar itu. Sesosok laki-laki tampak berdiri
di depan pintu dengan posisi membelakangiku.
Punggung itu... Sepertinya aku kenal punggung itu. Tapi, itu punggung siapa???
’
Tenang aja, Bella…Aku akan melindungimu…. Aku nggak akan pernah biarin
kalian nyentuh Bella. Apa pun alasannya.... Nggak akan pernah. Aku akan
terus melindungi Bella. Meskipun aku harus mati karena itu!!!.....
Minggir!!! Jangan ganggu Bella.... Bella ....
Awas!!!......Ardi....Pergi!!!.....Huwa....!!!’ Tiba-tiba saja suara-suara itu menyergapku. Aku hanya bisa diam. Siapa?? Siapa yang berbicara???
* * *
Nah lo! Siapa tu cowok?? Siapa Bella?? Siapa Ardi?? Dan siapa cowok yang ada dalam mimpi Nayla???
Popular Post
-
Taman Siswa P erguruanku Hiduplahmu S emerdekanya Taman Siswa J antung H atiku Bersinarlah S emulianya Dari Barat S ampai ke Ti...
-
Entah kenapa nemu tulisan ini di catatan gue pas jaman-jaman MTs. Sumpeh ini galao abis. Entah kapan pula gue nulis beginian. Nggak tau pula...
-
Tirakatan adalah tradisi unik yang khas ditemui di Jawa dan Bali. Tradisi ini tidak ada kaitannya dengan suatu paham religiusitas tertentu ...