Posted by : Annisa Nur PS Minggu, 18 Agustus 2013

“ Tenang aja, Bella…Aku akan melindungimu….” Kata laki-laki yang berdiri membelakangiku. Aku hanya dapat menatap punggungnya. Di sudut mataku, masih menggantung setitik airmata. Aku menatap punggung di depanku dengan perasaan campur aduk. Antara bingung, khawatir dan berharap. Siapa cowok ini??.
Cowok itu menepati kata-katanya. Dia melindungiku. Melindungiku dari preman-preman itu. Preman yang secara tak sengaja telah kubuat marah.
” Aku nggak akan pernah biarin kalian nyentuh Bella. Apa pun alasannya.... Nggak akan pernah. Aku akan terus melindungi Bella. Meskipun aku harus mati karena itu!!! ” Teriak cowok itu berapi-api.
” Nayla.... Bangun sayang. Udah jam berapa thu?? Liat jamnya....” Terdengar sayup sayup suara seorang perempuan yang aku kenal. Tiba-tiba semuanya menjadi bayangan samar-samar. Makin samar, samar, samar, lalu hilang. Mataku secara perlahan terbuka.
” Nayla sayang.... Ayo cepat bangun. Kamu nggak sekolah??” Dan suara itu menjadi semakin jelas. Aku membuka mataku lebih lebar. Mama tampak berdiri di depanku. Melihatku bangun, Mama tersenyum.
” Sana cepat mandi. Ini udah jam berapa coba??” Tanya beliau lembut. Aku melirik jam yang tergantung di atas meja belajarku. Mataku segera terbelalak lebar. 06.30. Jamnya rusak kan?!?
” Uwaaaa....Mama kenapa nggak bilang dari tadi?!?” Aku segera menyibakkan selimutku dan dengan tergesa aku turun dari tempat tidur. Tak kalah cepat, aku menyambar handuk yang tergantung di gantungan pakaian yang ada di depan kamar mandi lalu masuk kedalam kamar mandi.

* * *

” Pak.... Saya mohon....Kali iniii ajj ,Pak...” Aku , dengan tak kenal kata menyerah, terus memohon kepada Pak Umang, satpam sekolahku.
” Waduh, nggak bisa neng... Gimana ya?? Ini udah titah dari Pak Hand,” Kata Pak Umang sambil menyeret-nyeret nama kepala sekolah ku. Pak Handoko. Kepala sekolah dari SMA Global Pop. SMA favorit di kota ini. 90% murid nya adalah orang-orang kaya. Sisanya adalah anak beasiswa.
“  Pak...Kali iniiii ajj Pak. Saya janji deh,,,,” Mohonku lagi sambil masang senyum termanis. Pak Umang bingung.
” Aduh... Neng ini dari kemaren janji melulu. Janji ini yang terakhir ya , Neng?? Soalnya Bapak nggak bisa terus bukain pintu buat neng. Ntar Bapak bisa kena marah Pak Handoko”
” Iyya Pak... Saya janji..” Sahutku sambil mengangkat dua jariku, jari telunjuk dan tengah, di depan muka Pak Umang. Pak Umang segera membukakan pintu gerbang itu. Aku pun segera menuntun sepedaku masuk dan menempatkannya di parkiran sepeda. Setelah menaruh sepedaku, aku berlari secepat kilat ke arah kelas XI – IPA – 1, kelasku. Cari alasan....cari alasan..... NGGAK USAH DEH. Udah biasa telat, kok.
” Tok-tok-tok....” Aku mengetuk pintu kelas sambil berusaha mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan.
” Masuk..” Terdengar suara mempersilahkan dari dalam kelas. Aku pun membuka pintu. Bu Nur, guru agama, tampak berdiri di depan kelas.
” Nabila.... Kenapa kamu telat??” Tanya Bu Nur. Oke. Sekarang aku harus cari alasan. Cari alasan apa jujur ya??.
” Maaf, Bu. Saya bangun kesiangan...” Sahutku yang memilih untuk jujur.
” Baiklah. Silahkan duduk...”
” Makasih ...” Aku pun segera menuju bangku ku setelah mengucpkan terima kasih. Aku duduk di ikuti tatapan mencela dari Gita yang duduk di bangku depanku. Aku hanya tersenyum menanggapi tatapan Gita.

* * *

” Gille lo ye. Ketos kok tiap hari telat...”
” Biarin...” Aku nggak memerdulikan Gita yang masih betah ngomel. Aku mengulurkan tanganku, mengambil bakwan yang ada di depanku lalu memasukkannya ke dalam mulutku. Tentu ajj nggak semuanya sekaligus.
” Iyya, Nay. Kamu kan KeTos. Sudah sepantasnya kamu menjadi panutan. Kalo yang jadi panutan ajj kayak gini. Gimana anak buahnya coba??” Kali ini, Intan, sahabatku yang kutu buku angkat bicara.
” Iyya-Iyya sahabatku yang cantik-cantik... Ini juga yang terakhir kok...” Kataku sambil kembali menggigit bakwanku.
” Ihh.... Nayla ini... dari kemaren janji-janji mulu...” Ganti Mala yang mencelaku. Ok. Lengkap sudah. 3 sahabatku semuanya telah mencelaku. Yah....aku emang salah sich.... Huft...
” Sahabatku yang baek hati.... Beneran deh. Nayla janji...”
” Nay...” Panggil suara di seberangku. Aku menoleh. Gilang tampak berdiri di sebelahku. Gilang ini Waketos 1 . Dia anak dari kelas XI – IPS – 1. Cowok yang paling populer di SMA Global Pop. Aku mengerutkan kening.
” Kenapa, Lang??” Tanyaku. Gilang tersenyum.
” Di panggil kepsek tuh...” Kata Gilang. Aku kembali mengerutkan kening, tanda aku sedang berfikir. Di panggil kepsek?? Alah... Mungkin gara-gara tado pagi. Aku pun hanya mengangguk kepada Gilang, mengelap mulutku dengan tissue, lalu berdiri.
” Nitip traktir dulu. Ntar aku bayar deh...” Kataku kepada 3 sahabatku.
” Ada urusan apa ama kepsek, Nay??” Tanya Gita. Aku tersenyum.
” Paling kena tegur...” Sahutku dan segera berlalu.

* * *

” Tok-tok-tok ” Aku mengetuk pintu kaca ruang kepsek.
” Masuk..” Sahut suara dari dalam. Aku pun masuk. Pak Handoko mengalihkan pandangan dari map yang sedang ditekuni beliau.
” Oh, kamu Nabila... Duduk...”
” Makasih, Pak..” Aku pun duduk setelah berterima kasih. Pak Handoko menghela nafas panjang lalu melipat kedua tangannya di atas meja. Mimik wajah Pak Handoko berubah serius.
" Bapak khawatir sama kamu. Bapak dengar tadi pagi kamu terlambat lagi. Kamu ini Ketua OSIS. Kamu jadi panutan semua murid di SMA ini. Bapak harap, pagi ini menjadi yang terakhir kamu datang terlambat. Bapak nggak mau mandengar atau malah melihat secara langsung kamu masuk terlambat lagi. Kamu mengerti, Nabila??”
” Mengerti, Pak” Sahutku sambil dalam hati berniat untuk berangkat pagi besok. Pak Handoko mengangguk panuh harap.
” Kamu sebenarnya ketua OSIS yang bisa diandalkan. Namun, mau tidak mau jika besok kamu masih saja terlambat, kamu harus rela menyerahkan jabatan kamu ke wakil ketua OSIS 1, Gilang.”
” Saya mengerti, Pak..” Kataku. Pak Handoko kembali mengangguk. Beliau menghela nafas lalu berkata
” Baiklah. Maaf kalau mengganggu istirahat kamu. Terima kasih atas waktunya.”
” Iya, Pak. Mari Pak..” Aku pun segera keluar dari ruang Kepsek. Aku berjalan menelusuri koridor kelas XI – IPS – 1. Mimi tadi malam kembali hadir. Pertanyaan – pertanyaan mulai muncul di benakku. Siapa cowok itu??. Kenapa dia bilang Bella?? Siapa Bella??
” Brugg...” Karena terlalu asyik berfikir, tanpa sadar aku menubruk seseorang. Namun, sepertinya orang itu sengaja berdiri di depanku. Tapi, siapa?? Aku mendongak dan mendapati Gilang ada di depanku.
” Maaf...” Walaupun terlambat, aku tetap meminta maaf. Gilang tersenyum. Dan aku yakin seratus persen. Cewek jomblo yang melihat aku disenyumin ama Gilang pasti iri. Gilang memang murah senyum. Tapi, sengaja manghadangku dan tersenyum kepadaku waktu aku minta maaf.... Apa jangan-jangan.... Ihh!! Ge-eR!
” Pak kepsek bilang apa??” Tanya Gilang setelah kami memutuskan untuk jalan bareng ke kantin.
” Katanya mau ngasih jabatan ketua OSIS ke kamu...” Aku sengaja berhenti bicara, menunggu tanggapan dari Gilang. Aku mentapnya. Wajahnya menampakkan keterkejutan. Namun, sedetik kemudian Ia kembali dapat menguasai emosinya. Gilang tersenyum, lalu balas menatapku sekilas.
” Emm....” Gilang kembali fokus ke depan. ” Emangnya kenapa??” Tanyanya kemudian.
” Aku belum selesai ngomong, kok....” Kataku. ” Katanya kalau aku telat masuk sekolah lagi, mau tidak mau aku harus ngelepasin jabatna ketua OSIS dan nyerahin jabatan itu ke kamu” Lanjutku.
” Owh.... Kalo gitu besok jangan sampai telat. Gimana kalo di jemput??”
” Di jemput?? Ama siapa?? Emang ada ya yang mau jemput aku??”
„ Ada kok. Buktinya aku mau..” Kata Gilang. Aku terdiam. Pertama sengaja menghadang, kedua ngasih senyum, dan kali ini nawarin jemputan. Apa aku tetep nggak boleh GR?? Ah!
” Kok diem?? Gimana?? Mau nggak..”
” Yah... Ntar malem aku kabarin, deh...” Sahutku akhirnya setelah berfikir agak lama. Gilang pun tersenyum. Kami melanjutkan perjalanan ke kantin sambil mengobrol tentang tugas OSIS.

* * *

” Fuwah....” Aku merebahkan tubuh di atas sofa ruang tamu. Tas hijau kesayanganku ku lempar sekenanya. Kepalaku tersandar ke belakang dengan posisi mendongak menatap langit-langit kamar. Keringat becucuran dari dahiku. Bibi datang dengan segelas air sirup dingin. Aku tanpa basa-basi mengambil gelas tinggi yang berisi air sirup itu dan segera meminum isinya sampai tandas.
” Nayla... udah pulang, sayang??” Tanya Mama yang tiba-tiba ajj udah ada di ruangan ini. Aku menoleh dan menatap Mama dengan tatapan heran. Tumben Mama jam-jam segini ada di rumah?? Biasanya Mama sama Papa jam segini masih sibuk sama pekerjaannya.
” Bibi ke dapur dulu. Mau nyiapin makan siang. Mari, Non. Mari, Bu...” Pamit Bi Sum sambil berlalu. Mama mengambil tempat duduk di sampingku.
” Tumben udah pulang, Ma??” Tanyaku yang tidak bisa menahan rasa penasaranku. Mama menatapku lalu tersenyum. Tangan Mama terjulur dan membelai rambutku dengan lembut.
” Iyya, sayang. Mama ngambil cuti...”
” Kenapa?? Mama sakit??” Tanyaku penik memotong omongan Mama.
” Jangan dipotong dulu dong, sayang...” Kata Mama sedikit kesal. Aku pun memilih sikap mendengarkan yang baik. ” Hari ini ada tamu istimewa yang bakalan dateng. Jadi, Mama mau siap-siap buat nyambut tamu istimewa itu...”
” Tamu istimewa?? Siapa, Ma?? Rekan bisnis Mama??”
” Bukan, sayang. Nanti kamu yang bukain pintu, ya??”
” Emang siapa sih, Ma??” Tanyaku yang masih penasaran. Tamu istimewa?? Buat aku?? Siapa?? Tumben Mama nyiapin tamu istimewa buat aku??
” Nanti juga kamu tau...” Jawab Mama berteka-teki. Aku mengerutkan dahi heran. Belum sempat aku berfikir lebih jau lagi, bel pintu berbunyi. Mama melirik arloji yang melingkar dengan manis di pergelangan tangan beliau. Sedetik kemudian, Mama mengangkat kepalanya lalu tersenyum ke arahku.
„ Itu dia dateng. Kamu bukain pintunya, gih...” Kata Mama sambil menuntunku untuk berdiri. Aku hanya menurut dan segera berjalan menuju pintu utama. Samai di depan intu, di dorong rasa penasaran, aku segera membuka pintu putih besar itu. Sesosok laki-laki tampak berdiri di depan pintu dengan posisi membelakangiku.
Punggung itu... Sepertinya aku kenal punggung itu. Tapi, itu punggung siapa???
’ Tenang aja, Bella…Aku akan melindungimu…. Aku nggak akan pernah biarin kalian nyentuh Bella. Apa pun alasannya.... Nggak akan pernah. Aku akan terus melindungi Bella. Meskipun aku harus mati karena itu!!!..... Minggir!!! Jangan ganggu Bella.... Bella .... Awas!!!......Ardi....Pergi!!!.....Huwa....!!!’ Tiba-tiba saja suara-suara itu menyergapku. Aku hanya bisa diam. Siapa?? Siapa yang berbicara???

* * *

Nah lo! Siapa tu cowok?? Siapa Bella?? Siapa Ardi?? Dan siapa cowok yang ada dalam mimpi Nayla???

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -