Posted by : Annisa Nur PS Sabtu, 22 November 2014

Entah mengapa rasa ini muncul kembali, disaat semua genting.
Aku sadar, aku bukan siapa-siapa. Kenal saja tidak. Hakikatnya aku tak ada hubungan apapun.
Paling -paling hanya sebatas lewat, selayang pandang.
Tapi hal ini h=justru membuatku penarasaran.
---
Ingin kuketahui apa yang terjadi. Apa yang membuatnya berbeda sikap saat berada disini dan disana.
Semua itukarena keadaan. Apa harus ada perbedaan antara disini dan disana? Haruskah pula kubertanya permasalahan ini kepadanya?
---
Cukup sudah merasa iri akan hal ini. Reaksi mereka lebih dari minus. Sekali lagi, aku bukan siapa-siapa di hadapan mereka. Bahkan, mungkin aku dipandangnya sosok kecil yang tak bisa diandalkan. Oh, maaf aku berprasangka. Sungguh, aku tak mengerti.
---
Mungkin kesabaran itu diperlukan untuk setiap langkah kita. Belajarlah dari setiap langkah itu. Dan buatlah langkah itu menjadi sebuah pengetian di diri kita. Bukan menjadi beban untuk terus maju. Akankah kita berkembang jika itu tetap terjadi?
---
Terkadang pikiran itu sempat melintas di otak. Apa daya hanya sebuah lintasan.
Tapi itu lebih baik daripada jembatan melayang.
Lebih baik lagi jika dibuat jalan tol, yang selalu tak sepi.
Namun, dari jalan tol pun juga mempunyai kekurangan.
Banyak kendaraan berlalu lalang, sehingga mana kendaran yang baik dan mana yang kurang baik.
---
Sudah lah aku lelah.
Ku doakan saja tak terjadi sesuatu yang membuta mata hatiku.
Cukuplah  aku mencintainya dalam hati.
Menyalurkan rinduku dlam setiap do'a-do'a sujudku.
Dan menjaga dirinya melalui ALLAH SWT
---

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -