Posted by : Annisa Nur PS Kamis, 17 April 2014

Sholat dzuhur telah kami laksanakan. Kami bingung ingin berkunjung dimana. Oke, kami jalan dan terus berjalan. Mencari datangnya cahaya. Kami melewati sebuah gedung pertemuan. Dan saya lupa namanya. Kami berjalan di halamannya yang luas. Kami tak tahu jika ini bukan jalan umum. Emang baru pertama kali saya kemari. Dan tbtb sang satpam beteriak,
"Hoy!"
"Maaf, Pak, kita nggak ngerti." ucap Firza.
"Lagian juga terlanjur buat balik lagi." kata Bintang.
Tahu nggak kenapa? Kami melompati batas gedung itu. Dengan perasaan tak berdosa, kami cuman cengar-cengir. Maaf pak satpam.
Setelah itu, aku lupa, kami kemana ya? Oh ya! Ke pusat oleh-oleh. Ah, aku tak tertarik untuk membelinya. 'Ini mah dimana aja juga ada.' kataku dalam hati. Lantas Firza ngambil ATM, Bintang Choir Dea memilih oleh-oleh, dan aku twitter-an. Yeay!

Tak lama, mereka memanggilku. Kita akan menaiki kereta gantung. Sepertinya seru. Dengan 30.000 rupiah, kita bisa menikmati indahnya alam Jakarta ini.

Danau buatan di TMII dari atas naik kereta gantung

Dalam pemotretan ini, ku keluarkan tangan beserta handphone ku. Si Bintang heboh melulu. Takut hapeku jatuhlah. Takut kerata gantungnya tbtb berhentilah. Takut keretanya tbtb jatuh di danau lah. Imajinasi.

Dalam menghadapi ketakutannya itu, Bintang mengeluarkan sebuah obat mujarab yang akan habis dalam waktu 5 menit. Tap! Snack yang rasanya nikmat. Dan tak disangka, kereta sudah sampai ke garis finish. Itu tandanya kami akan turun. Tapi, kami balik dulu lah ke start awal. Kaan lagi coba ngerasain yang namanya terbang bareng temen-temen tercintah.

Sepertinya perjalanan mata hatiku belum selesai. Lantas kami menyewa sepeda buat keliling TMII. Dalam rentang waktu 1 jam, kami bisa melepas penat. Dua jenis sepeda kami sewa. Dengan jaminan kartu pelajar Dea. Jadi, kalo sepedanya terjadi suatu insiden, Dea yang tanggung jawab.

Sepeda ini ...
Selama satu jam, kami berkeliling di TMII. Berbagai anjungan telah kami kunjungi. Berasa kenyataan, ditambah dengan backsound lagu daerah yang waw. Tangan ini nggak bisa henti-hentinya buat nggak goyang. Asik banget lagunya. Pokoknya seru bangetlah.
Si Bintang nggak ngegenjotnya. Dan hampir jatoh. Ndeso emang...

Sumpah, ekspresi Bintang jelek banget
 Lama nyepeda, kita istirahat bentar di depan Anjungan ... *lupa* samnil minum Mr. Jussie Chocho-nya Firza Aulia Syafina.
Dea lagi twitter-an sama ... *sotoy*












Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -