Posted by : Annisa Nur PS Rabu, 16 April 2014

Kalau dilihat-lihat, jarak Serpong - Jakarta - Depok memang tidak terlalu jauh. Dengan alat transportasi, misal : mobil, mungkin 2-3 jam sampai (asal nggak macet). Tapi bagaimana jika ditempuh dengan angkot?
Mari simak ceritanya.

Selasa, 15 April 2014, kami (aku, bintang, dan choir) sedang melakukan suatu perjalanan. Saat liburan UN ini, kami sengaja inkus (izin khusus) buat ngebolang. Kalo dibayangin sih asik-asik aja. Malahan seru gitu, ngebolang pake angkot. Rencananya kami berkencan dengan 2 teman kami (Firza dan Dea) ke TMII.
"Dari ic cuman 3 kali naik angkot kok." kata Firza.
"Oh, cuman 3 angkot, gampang lah." jawab choir.

Angkot pertama. Kami menunggu di pertigaan yang ada plang PUSPIPTEK. Karena, kami ingin menuju Universitas Pamulang. Kata Firza, angkotnya seri D07 warna putih dan ada tulisan Pamulangnya. Tapi, angkot itu nggak lewat-lewat. Selama 1 jam kami menunggu angkot itu. Lelah menunggu, kami memutuskan naik angkot yang lewat (seadanya). Yap, angkot biru. Tapi angkot ini cuman nyampe pertigaan (lupa). Dan kami menyambung dengan angkot lain.
"Nah, itu angkot D07-nya." Choir langsung ngebet masuk.
"Choi, tanya dulu, bener atau enggak." aku berteriak.
"Oiyaya, lupa." Choir turun lagi.
"Pak, ke Universitas Pamulang kan?" Choir nanya.
"Hm." kata sopirnya.
Setelah dipikir-pikir, kenapa Choir pake acara turun dari angkot ya? Perasaan tanya didalem juga jadi.
Lelah. Ini angkot kedua. Tenang rasanya bentar lagi mau nyampe di Universitas Pamulang. Tapi ada dikata. Tiba-tiba angkot berhenti. Sopir kami mabok, pusing katanya. Lantas kami disuruh pindah ke angkot belakang. Jegeerrr! Angkot ketiga.
"Wah, ini udah angkot ketiga nih. Jadi, bentar lagi nyampe." kata Choir dengan keselnya.
 Lama juga ke Universitas Pamulangnya. Ditambah sang sopir suka berhenti nungguin penumpang yang lewat. Makin lama aja perjalanan. Tbtb ada seorang ibu nanya.
"Adek mau ke mana?" tanya sang ibu.
"Ke Universitas Pamulang." jawab Bintang.
"Mau daftar jurusan apa dek?"
*senyum*

Nah, udah tuh nyampe di depan Universitas Pamulang. Angkot selanjutnya seri 19 menuju Lb Bulus. Ini angkot keempat kami. Kali ini lebih lama. Mungkin karena menuju Jakarta. Angkot ini juga melewati semacam perbatasan antara Tangerang dengan Jakarta. Lapangan luas. Sedikit renungan di angkot. Namanya di angkot kan banyak hal-hal yang diluar dugaan kita. Ada yang inilah itulah. Yang ini menambah wawasan ku tentang perjalanan mata dan hati. Hingga akhirnya, kami telah sampai di Terminal Lebak Bulus. Aku sudah tak asing dengan terminal ini. Jelas, saat PP ke Solo suka berhenti di sini buat istirahat. Saatnya menunggu Firza. 15 menit kemudian Firza menyuruh untuk naik angkot ke Pondok Labu.
Oke, angkot kelima. Lantas kami mencari angkot yang bertuliskan 'Pd Labu'. Tanpa basa-basi, kami langsung naik. Padahal belom nanya.
"Bang, ke Pondok Labu kan?" tanyaku.
"Bukan dek, ini ke Ciputat." kata sang sopir.
Gubraaaakk!! Balik lagi ke Tangerang.
"Terus gimana dong?" Bintang ketakutan.
"Adek turun di persimpangan ini aja. Ntar cari angkot warna putih yang ada tulisan 'Pd Labu'." kata seorang ibi yang menggendong bayinya.
"Oh, yayaya, makasih ibu." Senyum mengembang di bibir kami.

Lama menunggu angkot putih. Kami harus selfie dulu. Baru mau selfie, angkotnya udah datang. Yap, angkot keenam. Aku merasa udah mual. Mungkin Bintang dan Choir juga. Biar nggak pusing-pusing banget. Aku nge-jpret mereka bentar.

di angkot menuju Pd Labu


*bersambung*



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -