- Back to Home »
- Insan Cendekia , Serdadu Semut »
- Lika-liku Semut(s)
Cerah banget pagi ini. Hari Senin yang menyegarkan dibarengi dengan bertemunya sahabat-sahabat kecil di tempat ini. Tempat ini adalah masa lalu kita. Tempat ini adalah markas kita tercinta. Kita tak tahu apakah tempat ini akan menjadi markas kita atau tidak. Yang jelas kita berjumpa lagi, setelah sekian lama pada 'plesir'. Tapi, kita harus menunggu 1 sahabat kita yang sedang menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Bangganya kita, punya sahabat yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Namun, sahabat kita ini, sering-sering kok balik ke tempat kita ini. Yaa dengan syarat, muridnya nggak ada yang mengetahui hal ini. Setelah satu minggu, kita kembali beraktivitas layaknya tahun lalu. Kita ada 17 jiwa yang terdiri dari 4 ksatria yang menjaga 13 bersaudara. Walaupun nyawanya sedikit, kita happy-happy aja. Tidak ada halangan bagi kita untuk beraktivitas.
Seiring berjalannya waktu, tempat kita ini dijajah oleh bangsa lain. Kita tak tahu harus pergi dan menetap dimana. Disana, tak nyaman. Disini, masih ada penjajah. Kepala suku kita terus mencarikan tempat yang nyaman untuk warganya. Banyak usul yang menginginkan agar kita berpencar mencari tempat yang nyaman, kemudian jika telah ditemukan tempat itu, kita saling menghubungi. Awalnya, ada yang tak setuju dengan usul tersebut, karena terlalu ribet untuk dijalankan.
Yeah! Kita dapet tempat bersembunyi. Walau banyak jiwa lain yang lewat, kita tak peduli. Yang penting semut(s) bisa sembunyi. Inilah waktunya untuk berdiskusi tentang apa yang akan kita lakukan demi kehidupan kita. Sebagai kepala suku yang berbahagia, ia rela mondar-mandir demi datangnya guru untuk mengajari semut(s) lainnya dan untuk keselamatan dunia wal akhirat. Guru juga memberikan kita berbagai nasehat agar ketika di luar tempat ini, kita bisa bertahan. Diluar banyak gangguan, banyak godaan, banyak permainan, dan banyak apapun.
Di tempat ini, kami sebenarnya cukup akan supply makanan. Tiap kami meninggalkan tempat ini, pasti lah kita membawa berbagai jenis makanan. Dan yang pasti pula, cepat habis nya itu yang bikin kita harus berhemat. Dan yang paling mebih pastinya, 4 ksatria itulah yang menghabiskan supply kami. Sedih sih, tapi juga ada senengnya. Senengnya yaaa, bahagia aja melihat mereka terurus.
Seiring berjalannya waktu, kami mulai sibuk akan berbagai aktivitas yang berdampak langsung hajat hidup orang banyak. Tahukah kalian? Kami banyak mengikuti perkumpulan dengan organisme lain. Dan pastilah di habitat lain. Kami tak ada permusuhan dengan mereka. Walau sebenarnya mereka lebih besar daripada kita. Kita bisa belajar dari mereka. Banyak informasi yang kami dapat. Sehingga kami bisa bertahan disini.
SELESAI
Popular Post
-
Taman Siswa P erguruanku Hiduplahmu S emerdekanya Taman Siswa J antung H atiku Bersinarlah S emulianya Dari Barat S ampai ke Ti...
-
Entah kenapa nemu tulisan ini di catatan gue pas jaman-jaman MTs. Sumpeh ini galao abis. Entah kapan pula gue nulis beginian. Nggak tau pula...
-
Tirakatan adalah tradisi unik yang khas ditemui di Jawa dan Bali. Tradisi ini tidak ada kaitannya dengan suatu paham religiusitas tertentu ...
Senut itu sangat mengagumkan, kekuatan utamanya ada pada kerjasama "power of togetherness" yang bisa mengalahkan kekuasaan tunggal. Semangat terus...
BalasHapus