Posted by : Annisa Nur PS Selasa, 23 Desember 2014

Mungkin ini kali ketiganya aku menginjakkan kaki di Semarang. Dahulu aku tak begitu mengenalnya. Karena, aku tak mempunyai sanak saudara atau pun teman dekat satu pun. Namun, kini aku telah mempunyai banyak keluarga di kota ini.
---
Semarang, ibu kota Jawa Tengah yang dikenal dengan panasnya. Pagi hingga malam pun panas. Namun, aku merasakan kesejukan jiwa di kota ini. Kota yang memberikan ku banyak pelajaran berharga. Kota yang dimiliki sejuta umat manusia. Hingga kota yang harus ditakuti, karena ada Lawang Sewu-nya.
---
Aku berlibur sejak Sabtu, 20 Desember 2014. 3 bulan yang lalu, aku sibuk mencari tiket untuk pulang ke Solo. Nihil. Semua keberangkatan menuju Solo telah ludes terjual. Berfikir dan berfikir, coba aku melihat kota tujuan Semarang.
"Waw, masih banyak." girang rasanya.
Tapi gimana caranya aku pulang ke Solo?
Waktu itu aku memang belum mengenal dunia secara luas. Yang ku mengerti hanyalah Serpong, Yogyakarta, dan Solo saja. Ku coba bertanya ke teman-temanku yang telah banyak melakukan perjalanan.
---
Teori, memang bisa di mengerti, namun susah di jalani. Iya aku mengerti, "Dari sini ntar kesini, naik ini, kira-kira jam segini nyampe." Tapi aku belum pernah melakukannya. Selalu saja, firasat buruk menghantui pikiran ku. Setelah aku berdiskusi dengan ke dua orang tuaku, ku temukan jawaban mantap dalam diriku.
"Ya! Aku harus berani. Justru itu yang menambah perjalanan hati."
---
Liburan telah tiba. Bukan berarti otak berlibur juga. Otak masih terus berpikir. Bagaimana cara? Mengapa bisa begini? Bagaimana jika hal ini terjadi? Nah, aku melakukan itu tidak seorang diri. Bersama dengan 7 kawanku, kami berpikir. Hingga akhirnya, sampailah kami di kota tujuan, Semarang.
---
"Istirahat dulu lah." kata salah satu temanku.
Aku dan F beristirahat di rumah P. Lega rasanya ada yang mau menampung kita. Masalahnya, besok kami harus melanjutkan perjalanan ke kota tujuan akhir kami. Aku di Solo dan F di Ponorogo.

F terlihat bahagia
---
Kebetulan pula, sebagian dari keluarga kami berkumpul di Semarang. Kenapa nggak jalan-jalan sekalian? Ah, capek. Besok harus pulang.
"Yaudah, sekalian ke UNDIP. 2 jam juga cukup. Ngapain lama-lama. Mumpung di Semarang."
"Iya juga sih."
"Jam 8 berangkat ya."
Dan kami menyetujui.
---
Pagi-pagi. Jam 8. Oh Allah, lama sekali mereka.
Tet, finally jam 9 baru berangkat.
Fine, cuman muter-muter.
Pulang.
---
Mampir ke rumah si D.
COPAST dari fb orang. hehe
Hujan kan? Nunggu reda. Makan. Minum. Ngobrol dulu. Tapi, disisi lain. Aku merasakan keganjalan yang luar biasa. Aku merasakan hal yang aneh dalam diri ini. Why? Hanya Allah Yang Mahatahu.
bercengkerama
Sudah reda? Huah! Miss you Solo. Tapi aku nggak tahu weh, harus naik apa.
Sudahlah, ada Mr. T yang menanggung segalanya. Aku pulang. Dengan beribu-ribu pelajaran yang ku dapatkan. Kau ingin tahu? Sayang sekali, mungkin hanya aku yang merasakan pelajaran ini. Lebih dekat dengan orang yang sama sekali belum dekat. Dan menjadi lebih akrab dengan orang yang hanya sebatas kenal saja. Semoga kau mengerti :D

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Mampukah kita melintasi dahsyatnya badai kehidupan? - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -